Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

BEGINILAH PEMIMPIN HARUS BERSIKAP

Belajar dari keteladan Khalifah Umar bin Abdul Azis.

Ketika Umar bin Abdul Azis mendapat promosi, dari Gubernur Madinah menjadi Khalifah, ia menangis dan pingsan. Ia menyatakan, bahwa beban kewajiban seberat ribuan gunung telah diletakan kepundaknya, pada hal untuk mengurus diri sendiri pun ia merasa belum mampu. Sekarang di beri amanah mengurus umat. Setelah Umar bin Abdul Azis RA dilantik menjadi Khalifah, beliau pergi ke mushallahnya dan menangis tersedu-sedu. Ketika ditanyakan kepadanya tentang penyebab tangisnya, beliau menjawab,” aku memikul amanat umat ini dan aku tangisi orang -orang yang menjadi amanat atasku, yaitu kaum fakir miskin yang lemah dan lapar, ibnu sabil yang kehilangan tujuan dan terlantar, orang-orang yang di zalimi dan di paksa menerimanya, orang-orang yang banyak anaknya dan berat beban hidupnya. Merasa bertanggung jawab atas beban mereka, karena itu, aku menangisi diriku sendiri karena beratnya amanat atas diriku.”
Konon semasa ia menjabat sebagai Khalifah, tak satu pun mahluk dinegerinya menderita kelaparan. Tak ada serigala mencuri ternak penduduk kota, tak ada pengemis di sudut-sudut kota, tak ada penerima zakat karena setiap orang mampu membayar zakat. Lebih mengagumkan lagi, penjara sedikit penghuninya. Sejak di angkat menjadi Khalifah Umar bertekad,dalam hatinya ia berjanji tidak akan mengecewakan amanah yang diembannya.

Mari kita cermati kondisi yang terjadi saat ini kemudian membandingkan dengan kisah Khalifah Umar bin Abdul Azis, sungguh sangat bertolak belakang.
Para elit politik berebut menduduki jabatan tertinggi, bahkan rela menggelontorkan dana ratusan milyar demi memperoleh jabatan yang diinginkannya. Para tim suksesnya saling menebar hujatan, fitnah, black campaign untuk menjatuhkan kredibilitas rival politiknya.
Tak ayal setelah menang, para pejabat justru sibuk untuk mengembalikan modal kampanye yang pernah digunakan. Berbagai tender pemerintahan disetujui pelaksanaanya apabila sesuai jumlah uang suapnya. Berbagai asset serta kekayaan alam Indonesia "diserahkan" kepada pihak asing. Para elit politik yang menduduki jabatan strategis di pemerintahan sibuk memperkaya diri,sementara rakyat harus terjerembab ke dalam berbagai kesulitan ekonomi.

Sudah saatnya ummat muslim cerdas dalam memilih pemimpin, tinggalkan politikus yang sistem money politics. Semoga kelak Allah utus seorang pemimpin yang amanah dan ikhlash berjuang dan mengabdi demi masyarakat.

Barokallahu lana wa lakum.

Follow me at Facebook.
https://www.facebook.com/asyhaduamrin2

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar